Mr. Grasshopper >> English Edition
Folklor dari Sumatra Barat
Pak Belalang terkenal. Dia memiliki sebuah buku ajaib yang bisa melihat segala sesuatu. Dia selalu belajar sesuatu setiap kali ia membaca buku ajaib.
Disuatu malam yang indah. Pak belalang memiliki beberapa tamu. Tiba-tiba ia meminta anaknya untuk mengambil buku sihir. Dia ingin menunjukkan kemampuan sihir untuk para tamu.
Setelah membaca buku ajaib, ia berkata, "Saya kira ada tikus dalam perangkap."
Putranya segera pergi ke dapur dan mengambil perangkap tikus. Pak Belalang benar! Ada tikus terjebak dalam perangkap.
Para tamu terkejut akan buku ajaib Pak Belalang. Setelah semua tamu pulang, Pak Belalang tertawa.
"Ha ha ha. Aku metipu mereka. Mereka tidak tahu aku telah memasang perangkap tikus. Ha ha ha."
Ya, Pak Belalang seorang pembohong. Dia tidak memiliki buku ajaib. Itu hanya sebuah buku biasa. Dia berbohong karena ia ingin menjadi terkenal.
Suatu hari, raja yang disebut Pak Belalang ke istana untuk menemukan perhiasan yang hilang. Raja memberinya tujuh hari untuk menemukan itu. Pak Belalang tahu bahwa jika dia tidak bisa menemukan perhiasan, ia akan dihukum. Dia akan masuk penjara.
Pak Belalang pergi ke setiap tempat untuk menemukan perhiasan. Pada hari ketujuh ia masih tidak bisa menemukan mereka. Jadi, ia mengadakan makan malam perpisahan dengan keluarganya.
Pak Belalang berkata kepada istrinya, "Silakan membuat beberapa kue dadar."
Ketika kue dadar pertama siap, Pak Belalang mengatakan, "Yang ini kuning. Tolong buat yang lain."
Ketika kedua siap, ia berkata, "Ini terlalu coklat, buatkan saya satu lagi."
Dalam setiap kue dadar, Pak Belalang selalu kata terlalu gelap, terlalu gemuk, terlalu kurus dan sebagainya. Sementara itu, Pak Belalang tidak tahu bahwa beberapa pencuri yang bersembunyi di bawah rumahnya. Mereka adalah pencuri yang mencuri perhiasan raja.
Pencuri ingin tahu apa Pak Belalang akan mengatakan tentang mereka. Ketika mereka mendengar kata-kata kuning, coklat, gelap, gemuk, kurus, mereka menjadi takut karena masing-masing dari mereka ada yang kuning, coklat, gemuk, gelap dan kurus.
Sesaat kemudian, tujuh pencuri mengetuk pintu.
Mereka menangis, "Tolong bantu kami, Pak Belalang! Kami akan kembali perhiasan. Kami berjanji untuk tidak mencuri lagi!"
Pak Belalang kemudian membawa perhiasan ke istana. Raja sangat senang dan memberinya hadiah besar.
Pak Belalang itu sangat bersyukur. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berbohong lagi. Di lain waktu bisa jadi dia tidak akan beruntung. Dia bisa dihukum karena perbuatannya yang salah itu. ***
Folklor dari Sumatra Barat
Pak Belalang terkenal. Dia memiliki sebuah buku ajaib yang bisa melihat segala sesuatu. Dia selalu belajar sesuatu setiap kali ia membaca buku ajaib.
Disuatu malam yang indah. Pak belalang memiliki beberapa tamu. Tiba-tiba ia meminta anaknya untuk mengambil buku sihir. Dia ingin menunjukkan kemampuan sihir untuk para tamu.
Setelah membaca buku ajaib, ia berkata, "Saya kira ada tikus dalam perangkap."
Putranya segera pergi ke dapur dan mengambil perangkap tikus. Pak Belalang benar! Ada tikus terjebak dalam perangkap.
Para tamu terkejut akan buku ajaib Pak Belalang. Setelah semua tamu pulang, Pak Belalang tertawa.
"Ha ha ha. Aku metipu mereka. Mereka tidak tahu aku telah memasang perangkap tikus. Ha ha ha."
Ya, Pak Belalang seorang pembohong. Dia tidak memiliki buku ajaib. Itu hanya sebuah buku biasa. Dia berbohong karena ia ingin menjadi terkenal.
Suatu hari, raja yang disebut Pak Belalang ke istana untuk menemukan perhiasan yang hilang. Raja memberinya tujuh hari untuk menemukan itu. Pak Belalang tahu bahwa jika dia tidak bisa menemukan perhiasan, ia akan dihukum. Dia akan masuk penjara.
Pak Belalang pergi ke setiap tempat untuk menemukan perhiasan. Pada hari ketujuh ia masih tidak bisa menemukan mereka. Jadi, ia mengadakan makan malam perpisahan dengan keluarganya.
Pak Belalang berkata kepada istrinya, "Silakan membuat beberapa kue dadar."
Ketika kue dadar pertama siap, Pak Belalang mengatakan, "Yang ini kuning. Tolong buat yang lain."
Ketika kedua siap, ia berkata, "Ini terlalu coklat, buatkan saya satu lagi."
Dalam setiap kue dadar, Pak Belalang selalu kata terlalu gelap, terlalu gemuk, terlalu kurus dan sebagainya. Sementara itu, Pak Belalang tidak tahu bahwa beberapa pencuri yang bersembunyi di bawah rumahnya. Mereka adalah pencuri yang mencuri perhiasan raja.
Pencuri ingin tahu apa Pak Belalang akan mengatakan tentang mereka. Ketika mereka mendengar kata-kata kuning, coklat, gelap, gemuk, kurus, mereka menjadi takut karena masing-masing dari mereka ada yang kuning, coklat, gemuk, gelap dan kurus.
Sesaat kemudian, tujuh pencuri mengetuk pintu.
Mereka menangis, "Tolong bantu kami, Pak Belalang! Kami akan kembali perhiasan. Kami berjanji untuk tidak mencuri lagi!"
Pak Belalang kemudian membawa perhiasan ke istana. Raja sangat senang dan memberinya hadiah besar.
Pak Belalang itu sangat bersyukur. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berbohong lagi. Di lain waktu bisa jadi dia tidak akan beruntung. Dia bisa dihukum karena perbuatannya yang salah itu. ***